Ulul Albab– Kemendidasmen merancang pendekatan yang menekankan penciptaan suasana belajar yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful) dan menggembirakan (joyful). Dengan itu SDS Islam Ulul Albab gelar Pameran Kokurikuler perdana pada Jum’at (26/09/2025). Kegiatan ini melibatkan seluruh kelas mulai kelas 1-6 dan dimeriahkan dengan market day yang dilaksanakan oleh para siswa.
Ustadzah Siti Hairun Nisak, S.Pd.I sebagai Kepala SDS Islam Ulul Albab menyampaikan bahwa kegiatan kokurikuler ini menjadi penunjang intrakurikuler serta pengganti dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
“Iya benar, kokurikuler itu bertujuan untuk menunjang kegiatan intrakurikuler dan sebagai pengganti dari P5. Aktivitasnya berangkat dari permasalahan yang dihadapi oleh setiap kelas. Jadi wali kelas menganalisis masalah apa yang sekiranya bisa dipecahkan dan kemudian akan dibuatkan projek yang tidak hanya berbasis kognitif, namun juga afektif dan psikomotorik siswa juga diasah,” Ujar Ustadzah Nisak.
Setiap kelas memiliki topik yang berbeda sesuai dengan masalah yang telah ditentukan oleh guru. Untuk kelas 1 bertema kemandirian, sehingga siswa dilatih dengan projek yang bisa membina diri sendiri, misal memakai baju sendiri, memakai sepatu dan menulis mandiri.

Kelas 2 membuat projek tentang kesehatan diri, aplikasinya tentang praktek cuci tangan, sikat gigi yang benar dan mengkonsumsi makanan yang sehat.
Untuk kelas 3 dan 4 mengkaji masalah kesadaran siswa pada kebersihan dan kerapian. Sehingga guru membuat projek bertema menjaga kebersihan dan proses daur ulang sampah.
“Permasalahannya bukan hanya minimnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya, namun pada banyaknya sampah plastik yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Sehingga kami manfaatkan sampah yang bisa di daur ulang menjadi barang yang berguna, seperti mainan tradisional, puzzle, robot dan bowling. Ini mengajarkan kreatifitas bagi siswa untuk memperhatikan keadaan lingkungan sekitar agar tetap bersih dan asri,” tutur Ustadzah Putri, Wali Kelas 3A

Kelas 6 tidak kalah menarik karena menampilkan kreasi seni oleh para siswa. Hal ini melihat bahwa sedikitnya mata pelajaran yang menjelaskan tentang praktek seni bagi siswa kelas 6.

“Kami menilai pelajaran seni yang ada di sekolah masih terkesan teori, tapi untuk praktek masih sedikit. Sehingga wali kelas menggagas praktek membuat gantungan kunci untuk diajarkan kepada para siswa,” jelas Ustadzah Nisak