SEJARAH SDS ISLAM ULUL ALBAB

Sekolah Dasar Islam (SDI) Ulul Albab merupakan satu diantara unit pendidikan di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Ulul Albab. Yayasan tersebut didirikan oleh pasangan suami istri yang memiliki jiwa filantropis yang tinggi, teurtama kepada anak-anak. Beliau adalah Bapak Dr. Nurudin, M.Pd.I dan Bunda Siti Maisaroh, S.H.I.,M.Pd.. SDI Ulul Albab berdiri pertama kali pada 1 Februari 2019 dengan jumlah murid 28 siswa. Sebagai sekolah baru, minat orang tua kurang sehingga pendaftaran siswa baru sebanyak 35 siswa menjadi 28 siswa. Pada mulanya, kegiatan belajar mengajar bertempat di rumah wali murid yang mendaftarkan siswanya ke SDS Islam Ulul Albab.

Dilihat dari latar belakang, SDS Islam Ulul Albab berdiri karena motivasi dari wali murid untuk mendirikan sekolah dasar dari tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun itu (2019) di data siswa yang dikira-kirakan akan melanjutkan di SDS Islam Ulul Albab, sehingga terhitung 35 anak. Dari situlah, Ketua Yayasan mendirikan SDS Islam Ulul Albab. Tempatnya ada di depan Roxy tepatnya di Jl. Lumba-Lumba gang 2 nomor 7. Dan akhirnya Bunda May menyewa gedung itu dan disetujui. Awalnya tidak ada biaya untuk menyewa, tapi dari biaya SPP yang harganya 150.000 untuk operasional sekolah untuk dibayarkan untuk biaya sewa.

Berjalan selama 2 tahun dan mendapatkan murid sekitar 60, karena asumsi saat itu dari keterbatasan ruangan sehingga tidak semua siswa yang mendaftar diterima. Akhirnya siswa SDI terdata 88 siswa.

Pada masa pandemi, para siswa tidak diperbolehkan untuk mengadakan Pembelajaran Tatap Muka.  Akhirnya pimpinan yayasan memberanikan untuk membebaskan tanah dan membeli sebidang tanah. Dari itu dibuka 5 kelas, 2 kelas untuk kelas 1 dan 2 , 1 kelas untuk kelas 3. Sampai saat ini dalam tahap pembenahan dan pengembangan untuk memberikan fasilitas yang baik kepada para guru dan siswa dalam belajar.

Membaguskan sekolah itu butuh waktu beberapa tahun, sehingga ikhtiar dari pimpinan yayasan terus digalakkan untuk terus mengembangkan dan menciptakan inovasi. Dari desakan wali murid itu akhirnya pembangunan terus diupayakan demi berlanjutnya proses pembelajaran hingga bisa melengkapi sarana yang belum ada.

Hingga pada tahun 2023, sudah dibangun gedung kelas lantai dua yang terdiri dari 4 kelas. Ke depannya akan dibangun aula untuk pertemuan dan rapat, sehingga memberikan fasilitas yang memadai untuk peserta didik dalam belajar.